Minggu, 13 September 2015

Dear feeling

Manusia diberikan "perasaan" oleh Allah SWT. Perasaan sedih, senang, marah, kecewa, cinta, dan sebagainya. Semua hal itu unik, dan setiap individu mempunyai cerita masing masing mengenai "perasaan" yang mereka punya. Jika ada senang, pasti ada sedih. Jika ada cinta pasti ada benci.
Pertanyannya adalah kenapa harus membenci jika di dalamnya ada cinta? Kenapa harus menyakiti jika sebenarnya bisa menyayangi.
Allah SWT meyuruh kita untuk saling menyayangi satu sama lain.
Jika sudah diikat dalam suatu tali pernikahan apakah harus saling membenci jika dahulunya ada cinta disana? Apakah cinta itu bisa pudar dengan sendirinya? Apakah tidak bisa dirubah untuk kebaikan bersama? Kenapa harus punya "perasaan" egois? Apa untungnya menjadi egois? Tidak bisakah menjadi "tidak" egois? Bukankah indah jika ada cinta?
Tumbuhkanlah cinta diatas kebencian.
Sesungguhnya manusia tidak bisa hidup sendirian.

Dear husband

Dear husband,
Tanpa dirimu sadari, kamu telah membuat ku sedih. Teramat sedih. Sedih akan sikap dan perkataanmu mengenai orang tuaku. Mungkin dirimu tidak bermaksud atau tidak menyadari bahwa semua yang dirimu lakukan pada ku itu amat sangat menyakitkan. Kita memang 2 pribadi yang berbeda, tapi bukankah perbedaan itu bisa disatukan dengan saling menghargai satu sama lain? Bersikap baik lah kepadaku. Hargailah aku sebagai istri mu, sesungguhnya banyak hal dari dirimu yang amat sangat menyakitkan aku. Tapi aku berusaha menerima dirimu apa adanya, dengan watak keras mu itu aku berusaha sabar dan menyayangimu.
Yang aku mau hanyalah hargailah aku dan orang tuaku. Sayangilah mereka, anggaplah mereka orang tua mu juga tanpa membeda bedakan. Berhentilah membuatku menangis. Hargailah perasaan ku ini. Aku ini menyayangimu. Aku mohon rubahlah sikap dan perkataanmu.